Dinamika Pembauran Kebangsaan dalam Masyarakat Multietnis di Indonesia

Candi Borobudur merupakan nama sebuah candi Buddha yang terletak di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah baratdaya Semarang dan 40 km di sebelah baratlaut Yogyakarta, dan berada pada ketinggian kira- kira 265,4 m di atas permukaan laut.Selain itu, masih banyak yang mesti kita catat untuk lebih mencermati keberadaan Candi Borobudur. Di antara ragam hias pada dinding Candi Borobudur berupa relief Kapal bercadik (bersayap), yang menunjukkan kegiatan berlayar. Selain itu terdapat relief yang menggambarkan jenis tanaman pangan, yaitu tanaman pertanian basah dan tanaman pertanian kering. 



Ini bukti nyata bahwa Masyarakat Jawa Kuno khususnya masyarakat pendukung candi Borobudur telah mempunyai kemampuan membudidayakan tanaman pangan. Selain itu terdapat dua relief yang sedang melakukan aktivitas pertanian membajak dan membawa hasil panen. Petunjuk ini membuktikan bahwa masyarakat pendukung Candi Borobudur telah mengenal pertanian persawahan. Berdasarkan tinjauan etnografis, diperoleh gambaran mengenai sistem pertanian basah dan kering yang terdiri dari beberapa tahap yaitu teknik pengolahan tanah, tahap penanaman dan pemeliharaan, tahap memanen dan mengolah hasil panen, dan upacara ritual untuk menunjang keberhasilan dari pertanian tersebut. Dari tinjauan etnografis tersebut diperoleh garis kesinambungan bahwa sistem pertanian baik secara basah maupun kering telah dilakukan oleh masyarakat Jawa Kuno, khususnya masyarakat pendukung candi Borobudur, dan berkelanjutan sampai pada masyarakat saat ini.

Di bekas kerajaan Majapahit ditemukan komplek makam Muslim, dikenal Makam Troloyo. Di komplek makam Troloyo Kehadiran “Sinar Majapahit” atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Surya Majapahit”, semakin menunjukkan Kedekatan arsitektur Masjid Demak dan beberapa aspek di dalamnya dengan bangunan Majapahit. Hiasan“Surya Majapahit” hingga kini masih terpampang dengan jelas ada di bagian atas mihrab. Melalui beberapa data yang diperoleh dari lapangan di atas setidaknya toleransi berkehidupan di antara multietnis bahkan multi bangsa telah dibangun dan dibina secara berkelanjutan, sejak ratusan tahun yang lalu. Karenanya, momentum dialog interaktif akan lebih mantap andai saja berlanjut di lapangan. Outputnya jelas yakni “Dinamika Pembauran Kebangsaan dalam Masyarakat Multietnis di Indonesia” dari wacana menjadi modal kebersamaan.  



Selengkapnya anda bisa membacanya di http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/
Dinamika Pembauran Kebangsaan dalam Masyarakat Multietnis di Indonesia Dinamika Pembauran Kebangsaan dalam Masyarakat Multietnis di Indonesia Reviewed by Unknown on December 26, 2017 Rating: 5

No comments:

Entri yang Diunggulkan

Xiaomi Theme Samsul Wawadukan Mtz For MIUI 8 / MIUI 9 Update

Download MIUI theme Samsul Wawadukan Mtz Update For MIUI 9/MIUI 8  - Setelah banyaknya tema keren untuk miui yang hadir dengan berbagai de...

Postingan Populer

Instagram

Powered by Blogger.